Sistem
komunikasi ini tidak menggunakan kawat dalam proses perambatannya,
melainkan menggunakan udara atau ruang angkasa sebagai bahan penghantar.
Secara garis besar sistem ini adalah sebuah pemancar Tx yang
memancarkan dayanya menggunakan antena ke arah tujuan, sinyal yang
dipancarkan berbentuk gelombang elektromagnetis. Pada penerima gelombang
elektromagnetik ini diterima oleh sebuah antena yang sesuai. Sinyal
yang diterima kemudian diteruskan ke sebuah pesawat penerima Rx.
Gelombang
elektromagnet pertama kali diturunkan oleh Maxwell dalam
rumus-rumusnya. Kemudian dikembangkan oleh Hertz, yang menunjukkan bahwa
energi dapat disalurkan dalam bentuk elektromagnet.
Gelombang elektromangnet dicirikan oleh frekuensinya. Dimana kecepatan penjalarannya rata-rata 300.000 km/detik. Berdasarkan
sifat-sifat perambatannya, frekuensi-frekuensi radio dapat dibagi dalam
beberapa daerah atau band pada tabel berikut ini :
Nama
|
Frekuensi
|
Panjang
Gelombang
|
Nama
|
Very Low Frequency (VLF)
|
< 30 kHz
|
> 10 km
|
Gelombang Myriametrik
|
Low Frequency (LF)
|
30 – 300 kHz
|
1 – 10 km
|
Gelombang kilometer
|
Medium Frequency (MF)
|
300 – 3.000 kHz
|
100 – 1.000 m
|
Gelombang hektometer
|
High Frequency (HF)
|
3 – 30 MHz
|
10 – 100 m
|
Gelombang dekameter
|
Very High Frequency (VHF)
|
30 – 300 MHz
|
1 – 10 m
|
Gelombang meter
|
Ultra High Frequency (UHF)
|
300 – 3.000 MHz
|
10 – 100 cm
|
Gelombang decimeter
|
Super High Frequency (SHF)
|
3 – 30 GHz
|
1 – 10 cm
|
Gelombang sentimeter
|
Extremely High Frequency (EHF)
|
30 – 300 GHz
|
1 – 10 mm
|
Gelombang milimeter
|
Tabel 3.1 Pembagian frekuensi radio
Energi
sebagai gelombang elektromagnetik dengan frekuensi di atas 10 kHz bisa
dipancarkan tanpa menggunakan kawat-kawat penghantar. Ternyata pada
frekuensi di bawah 30 kHz adalah sangat mahal dan merepotkan untuk
menyalurkan gelombang-gelombang elektromagnetik (gelombang radio),
karena dibutuhkan daya yang sangat besar untuk memancarkannya, dan juga
karena instalasi antena dari pemancar dengan frekuensi tersebut sangat
besar. Untuk memancarkan energi secara efisien, panjang antena pemancar
saling sedikit harus ¼ panjang gelombang dari frekuensi yang
bersangkutan.
Misalkan pada frekuensi 10 kHz, antena harus berukuran 7500 meter,
Dengan perhitungan :
c/f = 3 x 10l8/104 = 3 x 104 meter.
Panjang antena adalah = l/4 = 7500 meter.
Dari
kenyataan diatas sangat sukar untuk menyalurkan sinyal-sinyal suara dan
musik pada frekuensi rendah sebagai suatu gelombang radio. Tetapi pada
frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi atau dengan panjang gelombang yang
lebih pendek, lebih mudah dan lebih ekonomis untuk menyalurkan
gelombang-gelombang radio. Karena kenyataan ini pada sistem radio
digunakan frekuensi-frekuensi tinggi
untuk membawa sinyal-sinyal informasi dengan frekuensi yang ke suatu
tujuan. Dalam hal ini sinyal-sinyal informasi dititipkan atau diselipkan
pada sinyal pembawa pada sisi akhir dari perlatan pengirim atau
pemancar dengan suatu proses yang disebut Modulasi. Di tempat tujuan,
sinyal informasi dikeluarkan laagi dari frekuensi pembawa dengan suatu
proses yang berlawanan dari proses pengirim yang disebut Demodulasi.
Modulasi
dari gelombang pembawa dapat diperoleh dengan cara mengubah-ubah
beberapa karakteristik dari gelombang pembawa tersebut yang dilakukan
oleh sinyal-sinyal informasi. Gelombang bolak-balik sinusoidal atau
gelombang elektromagnet mempunyai karakteristik yang penting misalnya
amplitudo, frekuensi, dan fasa, dan terhadap informasi hal itu dapat
diatur untuk merubah setiap karakteristik dari tiap bentuk gelombang
pembawa ini. Jadi informasi dapat dibawa dengan mengubah frekuensi,
amplitudo ataupun fasa pada gelombang radio yang dipancarkan dan
melakukan proses sebaliknya di penerima, sinyal informasi dapat
diperoleh kembali di penerima.
3.1.1 FREKUENSI MODULASI
Keuntungan – keuntungan yang di capai bila mengguakan sistem pemancar FM dari pada menggunakan sistem AM adalah:
a. Gangguan – gangguan cuaca kecil sekali.
b. Memberikan lajur frekuensi yang lebih lebar, sehingga suaranya sempurna
c. Suara bising akan kecil sekali dan tak berarti.
d. Memiliki rendemen yang lebih besar.
Dengan
memakai sistem frekuensi modulasi maka pengiriman berita akan lebih
baik dibandingkan dengan sistem AM, sebab pengungkapan sinyal – sinyal
FM tidak banyak dipengaruhi oleh gangguan cuaca karena sinyal – sinyal FM amplitudonya tetap, walaupun frekuensi pembawa telah dimodulasi oleh sinyal audio.
Modulasi
yang mempengaruhi frekuensi pembawanya dan tidak akan merubah
amplitudonya, tetapi akan mengadakan pergeseran frekuensi pembawa
tersebut dan besar kecilnya amplitudo frekuensi audio akan mempercepat
atau memperlambat pergeseran perubahan frekuensi pembawa. Frekuensi
modulasi adalah suatu modulasi dimana sinyal informasi merubah – ubah
besarnya frekuensi pembawa sedangkan amplitudonya tetap.
Sinyal
FM mampu melenyapkan sinyal gangguan, asal saja sinyal gangguan
tersebut lebih kecil. Bila sinyal FM diterima bersama – sama dimana
sinyal yang lebih lemah dari yang lainnya, maka sinyal yang lemah ini
akan ditindas oleh sinyal yang kuat. Sifat ini sangat penting untuk
sistem FM dan merupakan suatu keuntungan yang besar, sebab bila antena
pesawat penerima FM menerima 2 macam sinyal, sedangkan sinyal asli
mempunyai 2x saja lebih kuat dari sinyal gangguan maka sinyal FM asli
sudah akan mampu menekan sinyal gangguan itu. Padahal pada sistem AM,
bila sinyal pengganggu 1/100 kali dari sinyal asli, maka sinyal asli AM
akan tetap terganggu. Dengan demikian keuntungan – keuntungan yang
didapat pada sistem pemancar FM akan lebih banyak memberikan kemajuan
dalam bidang telekomunikasi atau pemancar frekuensi tinggi.
Untuk
mendapatkan mutu suara yang lebih baik, maka harus di buat pergeseran
frekuensi harus lebih besar dari pada getaran sinyal audio yang
tertinggi atau maksimum 75KHz, dikiri kanan frekuensi sentral sehingga
frekuensi audio dapat dipertinggi daerahnya sampai batas pendengaran
manusia yaitu 15KHz. Dengan cara tersebut, maka mutu suara yang diterima
akan lebih sempurna. Dengan besarnya pergeseran frekuensi pada sistem
FM ini, maka sinyal FM hanya dipakai untuk gelombang pendek saja, yaitu λ < 10 meter. Akibatnya hanya dapat diterima pada daerah yang terbatas, Karena gelombag pendekss tidak dipantulkan oleh lapisan ionosphere.
Pada
modulasi frekuensi, sinyal informasi dapat digunakan untuk mengubah
frekuensi pambawa, sehingga menimbulkan modulasi frekuensi. Modulasi
frekuensi mempunyai beberapa kelebihan tertentu dibandingkan modulasi
amplitudo. Terutama adalah perbandingan S/N dapat ditingkatkan tanpa
harus menambah daya yang dipancarkan tetapi harus diimbangi dengan
meningkatnya lebar-jalur frekuensi yang diperlukan, bentuk-bentuk
interferensi tertentu pada penerima lebih mudah untuk ditekan, dan
proses modulasi dapat dilakukan pada tingkat daya yang rendah pada
pemancar, sehingga dengan demikian tidak diperlukan daya modulasi yang
terlalu besar.
Jika
sinyal informasi (sinyal pemodulasi) telah diselipkan maka frekuensi
gelombang pembawa akan naik menuju harga maksimum, sesuai dengan
amplitudo dari sinyal pemodulasi yang naik menuju harga maksimum dalam
arah positif. Kemudian frekuensi gelombang pembawa akan turun kembali
menuju harga frekuensi aslinya sesuai dengan harga amplitudo sinyal
pemodulasi yang menuju nol. Selanjutnya pada setengah siklus berikutnya,
frekuensi gelombang pembawa akan turun ke harga minimum, sesuai dengan
harga amplitudo sinyal pemodulasi yang menuju harga maksimum dalam arah
negatif, kemudian frekuensi gelombang pembawa akan naik kembali menuju
harga aslinya sesuai dengan harga amplitudo sinyal pemodulasi yang turun
kembali ke harga nol.
3.1.2 AMPLITUDO MODULASI
Dalam proses pemancaran dengan sistem Amplitudo Modulasi (AM) dapat di bagi dua proses yang dikenal dengan :
a. DSB = Modulasi dengan sisi lajur ganda yaitu apbila kedua sisi lajur frekuensi audio dipancarkan
b. SSB
= Modulasi dengan sisi lajur tunggal yaitu apabila yang dipancarkan
atau di modulasikan hanya sebelah sisi lajur frekuensi saja, sedang sisi
sebelahnya dihilangkan.
Untuk
membuat pesawat pemancar AM sebenarnya lebih mahal dari pada pemancar
FM apabila tenaga outputnya sama besar sebab sistem AM yang mendapatkan
suatu modulasi yang sempurna harus membutuhkan suatu penguat audio yang
cukup besar tenaga pembawanya. Mengingat sisi lajur frekuensi pada
sinyal AM mengandung 50% frekuensi pembawa. Suatu noise yang terdengar
pada pengeras suara, adalah suatu bukti gangguan cuaca pada sistem
pemancar AM yang tak dapat dihilangkan.
Pada
sistem AM, maka akan mempengaruhi sistem amplitudonya atau tegangan
sinyal modulasi, sinyal frekuensi pembawanya. Apabila sinyal AM yang
dimodulasi dengan frekuensi audio yang lebih kuat maka akan menghasilkan
suatu indeks modulasi 100% dan apabila sinyal AM yang dimodulasi dengan
frekuensi audio yang
terlalu kuat akan menghasilkan indeks modulasi yang lebih besar dari
100%. Hal ini jelaslah bahwa bila memodulasikan frekuensi audio terlalu
besar atau lebih dari 100% maka akan terjadi informasi yang putus –
putus atau cacat.
Berdasarkan
data diatas maka amplitudo modulasi adalah suatu modulasi dimana
frekuensi informasi merubah – rubah besarnya amplitudo dari frekuensi
pembawa sedangkan besarnya frekuensi adalah tetap.
Proses
modulasi terjadi pada sisi pemancar atau pengirim sedangkan pada sisi
penerima frekuensi informasi yang ditumpangkan pada frekuensi pembawa
diurai lagi sehingga hanya frekuensi informasi saja yang keluar. Proses
ini disebut demodulasi.
Pada sistem
amplitudo modulasi tersebut mudah sekali mendapatkan gangguan, baik
dari alam maupun dari buatan manusia sendiri. Jadi pada sistem AM dimana informasi – informasi itu terkadang dalam perubahan amplitudo, sehingga gangguan – gangguan tersebut atau cacat pada amplitudonya tidak dapat dihindarkan. Karena gangguan – gangguan tersebut mempengaruhi amplitudo.
Pada
modulasi amplitudo, dinyatakan bahwa bagaimana membuat suatu cara
sehingga amplitudo gelombang pembawa berubah sesuai dengan bentuk
gelombang dari informasi yang akan dikirim. Sinyal atau informasi yang
akan dibawa disebut sinyal modulasi dan gelombang radio yang membawa,
pada umumnya frekuensinya harus lebih tinggi daripada sinyal modulasi,
dinamakan gelombang pembawa.
Gelombang
pembawa yang belum dimodulasikan mempunyai harga amplitudo maksimun
yang tetap dan frekuensi yang lebih itnggi daripada sinyal pemodulasi
(sinyal informasi), tetapi bila sinyal pemodulasi telah diselipkan, maka
harga amplitudo maksimum dari gelombang pembawa akan berubah-ubah
sesuai dengan harga-harga sesaat dari sinyal pemodulasi tersebut, dan
bentuk gelombang luar atau sampul dari harga-harga amplitudo gelombang
yang telah dimodulasi tersebut adalah sama dengan bentuk gelombang
sinyal informasi yang asli atau sama dengan perkataan lain gelombang sinyal pemodulasi telah diselipkan pada gelombang pembawa.